
Dalam Rangka Lustrum Ke 11 SMAK Santa Agnes, Dua Dosen Ubaya Isi Workshop (artikel ditulis oleh: Fadjar Effendi Rasyid)
Tepatnya Kamis, 11
Oktober 2018, dua dosen Ubaya ditunjuk menjadi pembicara di dua workshop
berbeda yang diadakan oleh SMAK St. Agnes Surabaya. Workshop ini diadakan
sebagai salah satu rangkaian acara Sosialisasi Expo Budaya dalam rangka Lustrum
ke-11. Workshop ini melibatkan 600 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok
besar. Kelompok pertama yakni 400 siswa gabungan dari kelas X dan kelas XII,
dan kelompok kedua yakni 200 siswa kelas XI. Kedua workshop ini diadakan pada
jam 12:30 hingga 14:00.
Workshop pertama mengambil tema: “Motivasi Berprestasi†dan diisi
oleh Dr. Dra. Setiasih, M.Kes. Psikolog., dosen dari Fakultas Psikologi Ubaya.
Workshop pertama ini diwajibkan untuk anak-anak SMA kelas X dan XII. “Ini
diberikan kepada kelas X dan XII karena di usia tersebut anak-anak sedang
menghadapi pilihan untuk studi lanjut, baik IPA-IPS untuk kelas X, ataupun
studi lanjut di perguruan tinggi,†ungkap Dra. Lusia Yekti Handayani, M.Pd.,
selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMA St. Agnes. Workshop ini
dilakukan di Gereja Katolik Kristus Raja Surabaya yang tidak jauh dari lokasi
SMA St. Agnes.
Dalam workshop yang pertama ini, Setiasih memaparkan pentingnya
bagi siswa untuk membedakan antara mimpi dan goal. “Kalau mimpi itu hanya
angan-angan, tapi kalau goal itu harus disertai dengan tindakan yang nyata,â€
tegasnya. Lebih lanjut lagi, Setiasih memaparkan pentingnya memiliki tujuan dan
tidak hanya berhenti di mimpi, karena jika berhenti di mimpi manusia cenderung
kehilangan arah dan tidak bertindak secara nyata. “Jika kita memiliki tujuan /
goal, itu akan memberi kita fokus dan otomatis kita akan selangkah lebih dekat
dalam menyelesaikan tujuan tersebut,†jelas dosen berkacamata ini.
Workshop kedua dengan tajuk utama “Aturan Penggunaan Media Sosial
di Kalangan Remaja SMA†ini mengundang narasumber lain yang tidak kalah
berpengalaman di bidangnya yakni Njoto Benarkah S.T., M.Sc., Direktur SIM
Universitas Surabaya. Dalam workshop kedua ini Njoto menekankan mengenai
pentingnya untuk bijak dalam bermedsos. “Kalau mau makan, upload dulu atau foto
makannya dulu? Hayoo,†ungkapnya jahil disambut gelak tawa dari siswa. Njoto
menekankan pentingnya menahan diri dalam mengupload hal-hal yang tidak perlu,
karena semakin sering dan semakin detail kita upload akan semakin rentan
mengalami kejahatan. Njoto juga mengungkapkan cara-cara bermedsos dengan bijak
yang mudah diingat “3 point saja. Pertama: jangan alay, kedua: Jangan
memprovokasi, ketiga: lebih berempati pada orang lain,†jelasnya.
Kurang lebih 600 siswa
yang hadir sangat menikmati proses workshop yang diadakan. Terbukti dari jumlah
siswa yang mengungkapkan pertanyaan ataupun keprihatinannya dengan narasumber
sambil berdiskusi dengan dinamis. “Kedua workshopini memang
termasuk dalam kurikulum yang dirancang oleh guru BK, dan berfungsi sebagai
bagian dalam pembinaan khusus karakter siswa,†ungkap Lusia. Kedua tema ini
sudah dirancang sedemikian rupa sehingga tepat sasaran sesuai dengan umur dan
kebutuhan peserta, lantas mereka sangat menikmatinya. (sml)