Bagi yang mengalami kesulitan login
dapat mengirimkan email ke email St. Agnes
Email: Password:
Lupa Password
NOSTALGIA RASA: Anis Sulistijorini
Dipostingkan tanggal: 2021-06-17
Oleh: Ni Wayan Virgin

Kenangan masa kecil saat duduk di bangku SD sungguh menggelitik, ingin rasanya tertawa saat mengenang kembali. Ketika grup WA teman SD berkicau, kicauan semakin seru karena saut menyaut diselingi tawaan. Rata-rata ingat waktu kita salah, tidak mengerjakan PR, tidak disiplin, kita disetrap dan berdiri di depan. Kita tidak marah atau dendam, justru kita ambil nilai positifnya.

            Guru SD kita yang sekarang sudah sepuh, sangat menginspirasi. Beliau dengan telaten mengajarkan Matematika, IPA, IPS, keterampilan dan lainnya. Kesabaran dan semangat dalam belajar selalu digemakan. Kompetisi yang sehat dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah membuat kita jadi berpacu.

            Bu Atmini guru kelas waktu kelas 1 membuatku jadi menangis karena wakti didekte nilaiku jelek, aku juga dijewer saat membaca tidak bisa, tapi itu semua ungkapan sayang pada anak didiknya. Bu Siti yang mengenalkanku nama-nama ilmiah untuk tumbuhan saat kelas 5 menginspirasiku untuk belajar lebih tentang tumbuhan. Pak Waspodo mengajakku belajar tentang agama bersama anak-anak Kristiani lainnya. Sayang Beliau sudah tiada, menghadap Sang Pencipta. Namun jasa-jasa Beliau sungguh tak terlupakan.

            Masa-masa di SMP membawa kenangan tersendiri, ketika guruku Matematika Pak Bambang Sugeng selalu membandingkan diriku dan kakakku yang super dalam bidang matematika. Ini membuatku jadi terpacu untuk belajar lebih tentang matematika. Hasilnya tidak sia-sia, saat Ebtanas aku mendapatkan nilai 9,25, padahal aku tergolong anak biasa saja, bukan anak yang pandai. Demikian juga untuk pelajaran pembukuan, aku sering mendapat nilai 100 dan pujian dari guruku. Memang  guru kita dengan caranya memacu kita untuk belajar lebih dan pujian perlu untuk membuat kita bersemangat.

            Masa-masa SMA membuatku berfikir lebih untuk menentukan pilihan . Mau melanjutkan ke mana setelah SMA? Aku ingin jadi dokter, aku suka biologi dan kesehatan, tapi biaya ke kedokteran mahal sekali. Guruku Kimia Pak Choirul Anwar memberikan saran. Kalau aku lebih baik menekuni Biologi saja. Setelah kupikir-pikir benar juga. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi dokter. Orang tuaku sangat mendukung aku memilih IKIP jurusan Biologi. Dan syukurlah diterima di IKIP Negeri Surabaya. Inilah anugerah untukku dipersiapkan menjadi guru.

            IKIP Negeri Surabaya menjadi tempatku mengasah ilmu dan keterampilan menjadi guru biologi. Bekal yang diberikan luar biasa. Bukan hanya itu, nilai-nilai yang ditanamkan kepada kami dari Dosen dan karyawannya membentuk kami menjadi lebih siap untuk menjadi guru. Prof. Soeparman Kardi dengan sabar dan telaten dalam membimbing kami. Beliau pengajar di S1, S2,  dan S3 di IKIP Negeri Surabaya yang kini berubah nama menjadi UNESA. Sayang Beliau sudah tiada, namun jasa, pengabdian Beliau sungguh luar biasa. Beliau sekaligus jadi Dosen pembimbingku.

            Guruku idolaku. Beliau berjasa membuatku berkembang. Nilai hidup yang Beliau tanamkan kepada kami yaitu nilai kejujuran, kesabaran, ketelatenan, pantang menyerah membuatku semakin sadar bahwa nilai hidup inilah yang harus aku perjuangkan. Aku hidupi supaya semakin berkembang untuk diriku, keluarga, anak didik , dan masyarakat.

Jumlah Pengunjung:

© 2013 StAgnes WEB - Powered by iSTTS