Ketika
saya masih kecil, permainan yang sering yang mainkan adalah main sekolah
sekolahan. Didalam permainan itu saya selalu menyusun kursi dan boneka boneka
saya untuk duduk manis menjadi muridnya dan saya adalah gurunya. Saya berbicara
sendiri ketika bermain karena kakak saya tidak suka bermain seperti itu maka
saya selalu sendirian bermain seperti itu. Saya tidak menyangka ternyata
permainan masa kecil itu menjadi sebuah kenyataan. Saya bermain seperti itu
sampai SD kelas 3.
Ketika
saya menginjak remaja dan kami sekeluarga lagi berkumpul bersama, Mama cerita
kalo dulu sempat bilang ke kakak saya yang pertama “ lihat adikmu mainan
sekolah sekolahan dan kalo sudah besar pasti nanti jadi guru”. Saya denger
seperti itu sempat saya berontak dan bilang “ aku ga mau jadi guru,aku mau jadi
dokter supaya bisa mengobati papi dan mami”. Orangtua dan kakak saya hanya
ketawa, Papa saya bilang “ belajar yang rajin supaya bisa jadi dokter”.
Perjalanan
hidup saya terus berjalan, saya masuk SMA mengambil jurusan IPA, saya tekun
belajar biologi dan kimia karena saya suka pelajaran itu. Sejak SMA saya sudah
menerima les lesan privat, kebetulan murid les pertama saya adalah anak play
grup B ( anaknya sangat aktif dan manja) jadi memang saya sudah terbiasa untuk
mengajar, jadi saya SMA sudah mempunyai penghasilan tambahan untuk membantu
orangtua saya.
Akhirnya
naik kelas 3 SMA dan waktunya untuk memilih kuliah. Saya bersikeras tidak
mendaftar ke Universitas Swasta karena saya mau ikut UMPTN daftar dokter, pada
kenyataannya orangtua tidak memiliki biaya untuk masuk ke kuliah kedokteran
maka saya mengambil sebuah keputusan untuk mencari jurusan yang masih
berhubungan dengan orang dan bisa mengobati orang lain. Akhirnya pilihan saya
jatuh di jurusan Psikologi, awalnya orangtua tidak mengijinkan karena mereka
berpikiran kalo Psikologi tidak ada masa depannya (susah mencari pekerjaan) dan
hanya menangani orang gangguan jiwa saja. Saya bersikeras kuliah dan
membuktikan bahwa jurusan Psikologi berbeda dengan apa yang di pikirkan oleh
orangtua saya.
Lulus
SMA saya berkuliah di Universitas katolik Widya Mandala jurusan Psikologi, saya
sangat senang bisa kuliah jurusan ini karena pada kenyataannya mata kuliahnya
semuanya berhubungan dan mempelajari tentang manusia. Saya sangat nyaman dan
senang kuliah di psikologi,saya telah menemukan chemastry nya. Waktu terus
berjalan dan sudah saaatnya saya untuk membuat skripsi, maka saya mengambil
skripsi berkaitan dengan anak kecil sehingga saya melakukan penelitian di
sebuah sekolah taman kanak kanak. Saya melakukan penelitian di sekolah tersebut
dan menjadi guru pendamping kelas. Setelah selesai skripsi,saya ditawari untuk
menjadi guru di sekolah tersebut. Saya bercerita kepada orangtua saya tentang
tawaran kerja menjadi guru,papa saya bilang “terserah kamu, kalo memang kamu
suka dan merasa nyaman ya di ambil aja tawaran itu” sedangkan mama saya bilang
“bagus itu, kamu sudah dapat kerja dan itu sesuai dengan dirimu waktu kecil
main sekolah sekolahan, terwujud sudah cita citamu “. Saya jadi galau dan jujur
bingung karena saya masih ingin kerja di rumah sakit tapi setelah saya merenung
dan membawa kegalauan saya dalam DOA maka saya ambil pekerjaan itu.
Saya
jalani pekerjaan saya menjadi guru TK , setelah beberapa tahun saya menjadi
guru TK, saya merasa ada sesuatu yang masih kurang sreg karena kalo di TK ilmu
yang saya pelajari ketika kuliah belum terpakai, lalu saya mulai melamar kerja
di tempat lain yaitu di kantor dan di sekolah SMA. Mengapa saya mencoba melamar
di kantor? Karena selama menjadi guru saya hanya mendapat pendapatan yang jauh
dibawah UMR, saya iri dan pingin memiliki pendapatan yang besar dan bisa
memberi orangtua lebih banyak lagi.Mengapa melamar di sekolah tingkat SMA ?
Saya berpikir kalo menjadi guru BK di SMA maka ilmu yang saya dapat ketika
kuliah bisa diterapkan dan banyak hal hal yang menantang.
Beberapa
waktu saya mendapat panggilan di SMAK Santa Agnes lalu saya diminta untuk
mengikuti berbagai macam tes lalu
keesokan harinya ada wawancara dengan ketua yayasan, informasi terakhir diberitahu
bahwa nanti akan di hubungi kembali jika diterima. Ketika masa penantian
tersebut saya mendapat panggilan kerja di sebuah perusahaan tempat saya ajukan
surat lamaran, dan setelah proses wawancara akhirnya saya diterima dengan pendapatan
UMR dan besoknya sudah mulai masuk kerja. Saya senang akhirnya bisa kerja di
kantor dan mendapat gaji besar sesuai dengan keinginan saya. Setelah beberapa
hari saya mengalami kejenuhan dan bosen yang sangat besar, ternyata kerja
dikantor tidak enak dan tidak sesuai dengan karakter saya yang suka tantangan
dan tidak bisa duduk manis di depan laptop. Dari kegalauan ini saya berdoa
supaya di kuatkan dan diberi petunjuk apakah bekerja dikantor ini memang masa
depan saya. Tidak lama kemudian saya mendapat panggilan dari SMAK Santa Agnes
bahwa saya diterima. Setelah mendapat kabar tersebut saya menjadi sangat
bingung harus memilih yang mana ( kerja di kantor dengan pendapatan besar UMR
tapi tidak sesuai dengan hati), sedangkan kerja di sekolahan pendapatan tidak
sebesar di perusahaan tapi kerjanya hanya sampai siang dan masih bisa lanjut
memberi les privat (hati merasa nyaman dan senang). Saya menceritakan semua kebingungan
yang saya hadapi ini kepada orangtua saya dan saya benar benar sangat bersyukur
karena orangtua saya memberikan saya kebebasan dan mendukung semua keputusan
yang saya ambil. Orangtua saya menyuruh saya supaya saya berdoa dan serahkan
semua kebingungan saya kepada Tuhan karena Tuhan pasti akan menolongmu dan
tidak pernah meninggalkan kamu sendirian ketika kamu ada masalah yang
terpenting serahkan semuanya kepada Tuhan. Saya melakukan semua yang di katakan
oleh orangtua saya, kebingungan kebingungan itu saya bawa dalam DOA dan saya
serahkan semua kepada Tuhan. Tuhan terima kasih atas semua anugrah dan berkat
yang Engkau berikan kepada yaitu orangtua yang sangat baik dan sayang kepadaku.
Beberapa
saat setelah saya bergelut dengan kegelisahan atau kebingungan ini maka saya
memutuskan untuk menghadap ke pimpinan perusahaan untuk mengajukan surat
permohonan berhenti dari perusahaan tetapi Pimpinan dari perusahaan tempat saya
bekerja melarang saya untuk berhenti tapi saya bilang sejujurnya bahwa saya
nyaman bekerja menjadi seorangn guru, lalu pimpinan memberi saya kesempatan
selama 3 bulan seandainya ingin kembali saya tetap bisa bekerja diperusahaan. Setelah
menghadap kepada pimpinan perusahaan saya sempat bingung kembali dan meminta
waktu untuk berpikir sejenak (tetap berada diruang pimpinan) dari hasil
renungan saya yang sangat singkat maka saya mengambil sebuah keputusan bahwa
saya memilih untuk bekerja menjadi guru
BK di SMAK Santa Agnes, saya merasa jiwa saya memang suka sekali berkomunikasi
dengan manusia dan menolong sesama. Pimpinan perusahaan menerima keputusan saya
dan ketika akan meninggalkan ruangan pimpinan saya diberi sebuah amplop, saya
bertanya dalam hati “kenapa saya diberi amplop ini dan apakah isinya?” tak lama
pimpinan menjelaskan bahwa amplop ini adalah hak saya sebagai karyawan, karena
saya sudah bekerja disana maka saya berhak mendapatkan amplop beserta isinya (
penghasilan saya ketika beberapa waktu bekerja disana). Saya sangat terkejut
dan tidak menyangka padahal saya hanya sementara bekerja disana bahkan belum 1
bulan tapi sudah mendapatkan hak saya. Sungguh luar biasa dan memang perusahaan
tersebut profesional dan menghargai para karyawan karyawannya.
Mengambil
sebuah keputusan itu adalah hal yang sangat sulit dan berat, tetapi jika kita
serahkan semua kepada Tuhan maka semua akan lebih mudah. Orangtua saya berpesan
bahwa segala keputusan yang kamu ambil harus benar benar tidak boleh kamu
sesali dan kamu harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang kamu ambil.
Bekerjalah dengan hati yang gembira dan ingatlah untuk selalu BERDOA.
Profesi
guru saya jalani mulai tahun 2004 – sekarang, setelah sekian lama baru saya
menyadari bahwa permainan semasa kecil saya menjadi sebuah kenyataan yaitu Saya
menjadi seorang GURU. Hal kecil yang pernah kita lakukan suatu saat tanpa kita
sadari akan menjadi sebuah kenyataan atau menjadi sesuatu yang berharga dalam
kehidupan kita.
Saya
menjadi guru sampai saat ini adalah karena saya merasa nyaman, senang, sesuai
dengan hati. Selain itu dengan saya menjadi guru saya bisa memiliki waktu yang
cukup dengan anak anak saya karena jam kerja seorang guru tidak terlalu
panjang, sedangkan jika saya tetap bekerja di perusahaan maka saya pasti tidak
akan bisa mendampingi anak anak saya.
Guru
adalah sebuah pekerjaan yang gampang gampang susah karena yang dihadapi adalah
manusia, dimana manusia itu dilahirkan sangat unik dan memiliki karakter yang
berbeda beda antara satu dengan yang lainnya. Disinilah saya merasakan sebuah
tantangan yang sangat besar dan sesuai dengan keinginan saya.
Jika
kita mengerjakan segala sesuatu hal dengan hati yang senang dan sesuai dengan
diri atau keinginan bahkan kemampuan yang kita miliki maka pekerjaan tersebut
akan terasa mudah dan sangat menyenangkan. Selain itu jangan pernah lupa untuk
selalu mengucap syukur kepada Tuhan dan selalu mohon pendampingan, bimbingan
Tuhan supaya kita dapat menjalankan pekerjaan kita dengan baik dan semua akan
berjalan dengan lancar.