Bagi yang mengalami kesulitan login
dapat mengirimkan email ke email St. Agnes
Email: Password:
Lupa Password
GURU : Angie Bosco
Dipostingkan tanggal: 2021-06-17
Oleh: Ni Wayan Virgin

Ketika saya masih kecil, permainan yang sering yang mainkan adalah main sekolah sekolahan. Didalam permainan itu saya selalu menyusun kursi dan boneka boneka saya untuk duduk manis menjadi muridnya dan saya adalah gurunya. Saya berbicara sendiri ketika bermain karena kakak saya tidak suka bermain seperti itu maka saya selalu sendirian bermain seperti itu. Saya tidak menyangka ternyata permainan masa kecil itu menjadi sebuah kenyataan. Saya bermain seperti itu sampai SD kelas 3.

Ketika saya menginjak remaja dan kami sekeluarga lagi berkumpul bersama, Mama cerita kalo dulu sempat bilang ke kakak saya yang pertama “ lihat adikmu mainan sekolah sekolahan dan kalo sudah besar pasti nanti jadi guru”. Saya denger seperti itu sempat saya berontak dan bilang “ aku ga mau jadi guru,aku mau jadi dokter supaya bisa mengobati papi dan mami”. Orangtua dan kakak saya hanya ketawa, Papa saya bilang “ belajar yang rajin supaya bisa jadi dokter”.

Perjalanan hidup saya terus berjalan, saya masuk SMA mengambil jurusan IPA, saya tekun belajar biologi dan kimia karena saya suka pelajaran itu. Sejak SMA saya sudah menerima les lesan privat, kebetulan murid les pertama saya adalah anak play grup B ( anaknya sangat aktif dan manja) jadi memang saya sudah terbiasa untuk mengajar, jadi saya SMA sudah mempunyai penghasilan tambahan untuk membantu orangtua saya.

Akhirnya naik kelas 3 SMA dan waktunya untuk memilih kuliah. Saya bersikeras tidak mendaftar ke Universitas Swasta karena saya mau ikut UMPTN daftar dokter, pada kenyataannya orangtua tidak memiliki biaya untuk masuk ke kuliah kedokteran maka saya mengambil sebuah keputusan untuk mencari jurusan yang masih berhubungan dengan orang dan bisa mengobati orang lain. Akhirnya pilihan saya jatuh di jurusan Psikologi, awalnya orangtua tidak mengijinkan karena mereka berpikiran kalo Psikologi tidak ada masa depannya (susah mencari pekerjaan) dan hanya menangani orang gangguan jiwa saja. Saya bersikeras kuliah dan membuktikan bahwa jurusan Psikologi berbeda dengan apa yang di pikirkan oleh orangtua saya.

Lulus SMA saya berkuliah di Universitas katolik Widya Mandala jurusan Psikologi, saya sangat senang bisa kuliah jurusan ini karena pada kenyataannya mata kuliahnya semuanya berhubungan dan mempelajari tentang manusia. Saya sangat nyaman dan senang kuliah di psikologi,saya telah menemukan chemastry nya. Waktu terus berjalan dan sudah saaatnya saya untuk membuat skripsi, maka saya mengambil skripsi berkaitan dengan anak kecil sehingga saya melakukan penelitian di sebuah sekolah taman kanak kanak. Saya melakukan penelitian di sekolah tersebut dan menjadi guru pendamping kelas. Setelah selesai skripsi,saya ditawari untuk menjadi guru di sekolah tersebut. Saya bercerita kepada orangtua saya tentang tawaran kerja menjadi guru,papa saya bilang “terserah kamu, kalo memang kamu suka dan merasa nyaman ya di ambil aja tawaran itu” sedangkan mama saya bilang “bagus itu, kamu sudah dapat kerja dan itu sesuai dengan dirimu waktu kecil main sekolah sekolahan, terwujud sudah cita citamu “. Saya jadi galau dan jujur bingung karena saya masih ingin kerja di rumah sakit tapi setelah saya merenung dan membawa kegalauan saya dalam DOA maka saya ambil pekerjaan itu.

 

Saya jalani pekerjaan saya menjadi guru TK , setelah beberapa tahun saya menjadi guru TK, saya merasa ada sesuatu yang masih kurang sreg karena kalo di TK ilmu yang saya pelajari ketika kuliah belum terpakai, lalu saya mulai melamar kerja di tempat lain yaitu di kantor dan di sekolah SMA. Mengapa saya mencoba melamar di kantor? Karena selama menjadi guru saya hanya mendapat pendapatan yang jauh dibawah UMR, saya iri dan pingin memiliki pendapatan yang besar dan bisa memberi orangtua lebih banyak lagi.Mengapa melamar di sekolah tingkat SMA ? Saya berpikir kalo menjadi guru BK di SMA maka ilmu yang saya dapat ketika kuliah bisa diterapkan dan banyak hal hal yang menantang.

Beberapa waktu saya mendapat panggilan di SMAK Santa Agnes lalu saya diminta untuk mengikuti berbagai macam tes  lalu keesokan harinya ada wawancara dengan ketua yayasan, informasi terakhir diberitahu bahwa nanti akan di hubungi kembali jika diterima. Ketika masa penantian tersebut saya mendapat panggilan kerja di sebuah perusahaan tempat saya ajukan surat lamaran, dan setelah proses wawancara akhirnya saya diterima dengan pendapatan UMR dan besoknya sudah mulai masuk kerja. Saya senang akhirnya bisa kerja di kantor dan mendapat gaji besar sesuai dengan keinginan saya. Setelah beberapa hari saya mengalami kejenuhan dan bosen yang sangat besar, ternyata kerja dikantor tidak enak dan tidak sesuai dengan karakter saya yang suka tantangan dan tidak bisa duduk manis di depan laptop. Dari kegalauan ini saya berdoa supaya di kuatkan dan diberi petunjuk apakah bekerja dikantor ini memang masa depan saya. Tidak lama kemudian saya mendapat panggilan dari SMAK Santa Agnes bahwa saya diterima. Setelah mendapat kabar tersebut saya menjadi sangat bingung harus memilih yang mana ( kerja di kantor dengan pendapatan besar UMR tapi tidak sesuai dengan hati), sedangkan kerja di sekolahan pendapatan tidak sebesar di perusahaan tapi kerjanya hanya sampai siang dan masih bisa lanjut memberi les privat (hati merasa nyaman dan senang). Saya menceritakan semua kebingungan yang saya hadapi ini kepada orangtua saya dan saya benar benar sangat bersyukur karena orangtua saya memberikan saya kebebasan dan mendukung semua keputusan yang saya ambil. Orangtua saya menyuruh saya supaya saya berdoa dan serahkan semua kebingungan saya kepada Tuhan karena Tuhan pasti akan menolongmu dan tidak pernah meninggalkan kamu sendirian ketika kamu ada masalah yang terpenting serahkan semuanya kepada Tuhan. Saya melakukan semua yang di katakan oleh orangtua saya, kebingungan kebingungan itu saya bawa dalam DOA dan saya serahkan semua kepada Tuhan. Tuhan terima kasih atas semua anugrah dan berkat yang Engkau berikan kepada yaitu orangtua yang sangat baik dan sayang kepadaku.

Beberapa saat setelah saya bergelut dengan kegelisahan atau kebingungan ini maka saya memutuskan untuk menghadap ke pimpinan perusahaan untuk mengajukan surat permohonan berhenti dari perusahaan tetapi Pimpinan dari perusahaan tempat saya bekerja melarang saya untuk berhenti tapi saya bilang sejujurnya bahwa saya nyaman bekerja menjadi seorangn guru, lalu pimpinan memberi saya kesempatan selama 3 bulan seandainya ingin kembali saya tetap bisa bekerja diperusahaan. Setelah menghadap kepada pimpinan perusahaan saya sempat bingung kembali dan meminta waktu untuk berpikir sejenak (tetap berada diruang pimpinan) dari hasil renungan saya yang sangat singkat maka saya mengambil sebuah keputusan bahwa saya memilih untuk  bekerja menjadi guru BK di SMAK Santa Agnes, saya merasa jiwa saya memang suka sekali berkomunikasi dengan manusia dan menolong sesama. Pimpinan perusahaan menerima keputusan saya dan ketika akan meninggalkan ruangan pimpinan saya diberi sebuah amplop, saya bertanya dalam hati “kenapa saya diberi amplop ini dan apakah isinya?” tak lama pimpinan menjelaskan bahwa amplop ini adalah hak saya sebagai karyawan, karena saya sudah bekerja disana maka saya berhak mendapatkan amplop beserta isinya ( penghasilan saya ketika beberapa waktu bekerja disana). Saya sangat terkejut dan tidak menyangka padahal saya hanya sementara bekerja disana bahkan belum 1 bulan tapi sudah mendapatkan hak saya. Sungguh luar biasa dan memang perusahaan tersebut profesional dan menghargai para karyawan karyawannya.

Mengambil sebuah keputusan itu adalah hal yang sangat sulit dan berat, tetapi jika kita serahkan semua kepada Tuhan maka semua akan lebih mudah. Orangtua saya berpesan bahwa segala keputusan yang kamu ambil harus benar benar tidak boleh kamu sesali dan kamu harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang kamu ambil. Bekerjalah dengan hati yang gembira dan ingatlah untuk selalu BERDOA.

Profesi guru saya jalani mulai tahun 2004 – sekarang, setelah sekian lama baru saya menyadari bahwa permainan semasa kecil saya menjadi sebuah kenyataan yaitu Saya menjadi seorang GURU. Hal kecil yang pernah kita lakukan suatu saat tanpa kita sadari akan menjadi sebuah kenyataan atau menjadi sesuatu yang berharga dalam kehidupan kita.

Saya menjadi guru sampai saat ini adalah karena saya merasa nyaman, senang, sesuai dengan hati. Selain itu dengan saya menjadi guru saya bisa memiliki waktu yang cukup dengan anak anak saya karena jam kerja seorang guru tidak terlalu panjang, sedangkan jika saya tetap bekerja di perusahaan maka saya pasti tidak akan bisa mendampingi anak anak saya.

Guru adalah sebuah pekerjaan yang gampang gampang susah karena yang dihadapi adalah manusia, dimana manusia itu dilahirkan sangat unik dan memiliki karakter yang berbeda beda antara satu dengan yang lainnya. Disinilah saya merasakan sebuah tantangan yang sangat besar dan sesuai dengan keinginan saya.

Jika kita mengerjakan segala sesuatu hal dengan hati yang senang dan sesuai dengan diri atau keinginan bahkan kemampuan yang kita miliki maka pekerjaan tersebut akan terasa mudah dan sangat menyenangkan. Selain itu jangan pernah lupa untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan dan selalu mohon pendampingan, bimbingan Tuhan supaya kita dapat menjalankan pekerjaan kita dengan baik dan semua akan berjalan dengan lancar.

 

 

Jumlah Pengunjung:

© 2013 StAgnes WEB - Powered by iSTTS