Hana adalah
seorang mahasiswi di sebuah universitas. Ia merupakan seorang gadis yang ramah
dan baik hati. Seringkali ia ceroboh dalam melakukan segala hal. Ia sangat suka
menggambar sehingga ia mengambil jurusan yang berhubungan dengan menggambar.
Di suatu pagi, Hana sedang
bersiap-siap untuk berangkat kuliah.
“Ma, aku berangkat dulu ya!”
pamit Hana kepada ibunya.
“Iya nak, hati-hati!” balas
ibunya.
Di kelas, Hana mendapatkan tugas
kelompok untuk membuat sebuah komik. Satu kelompok berisikan dua orang. Mereka
diberi waktu selama satu bulan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Saat
pemilihan anggota kelompok, ada seorang mahasiswa yang sedang mencari kelompok.
Mahasiswa itu melihat ke arah Hana yang kebetulan belum memiliki kelompok. Mahasiswa
itu pun berjalan ke arah Hana dan berkata apakah Hana mau berkelompok
dengannya.
“Oh, iya boleh.” jawab Hana.
“Terima kasih.” balas si
mahasiswa itu.
Setelah selesai pelajaran, Hana
terduduk di bangku taman belakang kampus. Hana sedang bertelepon dengan ibunya.
Saat tengah bertelepon, secara tidak sadar Hana sedang diperhatikan oleh
mahasiswa tersebut. Setelah selesai bertelepon, Hana berjalan keluar taman
untuk pulang.
“Halo!” sapa mahasiswa itu
kepada Hana.
“Hai! Kamu mahasiswa yang tadi
ingin berkelompok denganku ya?” tanya Hana.
“Iya, benar.” balas mahasiswa itu.
“Hmm, besok mau kerja bersama?”
tanya mahasiswa itu.
“Iya boleh, tapi mau kerja di
mana?” balas Hana.
“Bagaimana kalau di Kafe Baby
Bong? Kamu tahu?”
“Iya aku tahu, kebetulan aku ingin
sekali mengunjungi kafe itu!”
“Ok, besok kita kerjanya di sana
ya. Jam 2 bisa?”
“Bisa.” jawab Hana.
Keesokan harinya, mereka sedang
dalam perjalanan masing-masing menuju Kafe Baby Bong. Mahasiswa itu sudah
sampai terlebih dahulu di sana. Kira-kira 5 menit setelah sampai di Kafe,
datanglah Hana. Kemudian mereka mulai
berkenalan.
“Hai, maaf ya aku agak telat.”
sapa Hana.
“Nggak kok, aku baru aja
sampai.” balas mahasiswa itu.
“Oh, hehehe.” Jawab Hana.
“Ngomong-ngomong, kita belum
berkenalan sejak pertama kali bertemu.”
“Oh iya, namaku Hana!” (sambil
mengulurkan tangan).
“Namaku June!” (mengulurkan
tangan).
Lalu June bertanya kepada Hana,
“Hana, kamu mau pesan minuman
apa?”
“Aku pesan milkshake coklat aja. Kamu mau pesan apa?” jawab Hana.
“Aku pesan Americano. Sebentar ya, aku pesenin dulu ya.”
“Iya, makasiih.”
“June! Ini uangnya.” sambil
memberikan uang kepada June.
“Nggak usah, aku aja yang bayarin.”
balas June.
“Beneran nggak papa?” tanya
Hana.
“Iya Hana, nggak papa” jawab
June sambil tersenyum.
“Terima kasih ya June!” balas
Hana.
“Sama-sama Hana.” jawab June.
Sudah sekitar dua jam mereka
berdua di kafe itu. Di sana mereka mengerjakan tugasnya sambil
berbincang-bincang tentang keseharian mereka. Mereka menjadi lebih mengenal
satu sama lain. Tiba-tiba Taeri, sahabat Hana menelpon Hana.
“Halo?” sambil menjawab telpon.
“Hana! Kamu di rumah?” tanya
Taeri.
“Nggak Ri, aku lagi di luar.”
jawab Hana.
“Di mana? Ngapain?” tanya Taeri.
“Aku lagi di kafe, ngerjain
tugas kelompok.” jawab Hana.
“Cie, sama siapa ya.” goda
Taeri”
“Sama temen kampus lah, sama
siapa lagi.” balas Hana.
“Hahaha ok, aku cuman mau
ingetin aja kalo novel kamu masih aku pinjem. Kamu kan lupaan orangnya.” jawab
Taeri.
“Oh iya. Hahaha. Ok” balas Hana.
“Ya udah, lanjut aja kerjanya.”
jawab Taeri.
“Ok, aku lanjut kerja dulu ya.”
balas Hana.
Lalu, June dan Hana melanjutkan
pekeerjaan mereka. Setelah mengerjakan, June mengajak Hana untuk menemaninya
membelikan kado untuk ibunya. June berpikir bahwa Hana bisa membantu memilihkan
kado yang pas untuk ibunya karena ia perempuan. Hana pun mau menemani June
untuk membelikan ibunya kado.
Selama di kafe, secara tidak
sadar mereka sedang diperhatikan oleh seseorang. Orang itu bernama Jinyoung. Ia
adalah pekerja paruh waktu di Kafe BongBong itu. Jinyoung juga seorang
mahasiswa di kampus yang sama dengan Hana dan June, hanya saja ia berbeda
jurusan dengan mereka. Jinyoung adalah orang yang ramah, rajin, dan sabar.
Jinyoung hanya sekedar kenal dengan June dan Hana. Mereka berkenalan saat di
kantin. Hana yang sedang berjalan berdua dengan June, tidak sengaja terjatuh
dan menumpahkan minumannya ke pakaian Jinyoung.
Setelah membelikan kado untuk
ibunya, June pun mengantarkan Hana pulang ke rumahnnya. Saat di rumah, June
menelepon temannya jika dia menemukan teman yang cantik dan polos. June memang
anak yang bisa dibilang nakal dan selalu seenaknya sendiri. Akhirnya ia diberi
taruhan untuk mendapatkan hati cewek itu, Hana. Ia harus berpacaran dengan Hana
selama satu bulan. Jika June berhasil, ia akan mendapatkan mobil BMW dari
temannya itu. Akhirnya June pun menerima taruhan tersebut.
Tiga hari kemudian, mereka
melanjutkan tugas mereka di kafe yang sama, yaitu Kafe BongBong. June mulai
berbicara kepada Hana. Hana sangat terkejut dengan pertanyaan June. Ternyata
June bertanya apakah Hana mau menjadi pacarnya. Hana pun bingung menjawabnya.
Akhirnya Hana mau menerima June karena ia merasa nyaman bersama June. June pun
merasa senang karena ia akan mendapatkan itu. Akhirnya mereka resmi berpacaran sejak
hari itu.
Tak sengaja, Jinyoung mendengar
percakapan mereka. Jinyoung merasa kecewa karena Hana berpacaran dengan June.
Jinyoung sebenarnya ingin sekali mengatakan pada Hana bahwa ia sangat menyukai
Hana. Tetapi Jinyoung takut jika ia yang bukan apa-apa mengganggu mereka
berdua. Ia selalu memikirkan Hana sampai sekarang setelah pertama kali bertemu
dengan Hana di kafe. Akhirnya Jinyoung hanya diam memerhatikan mereka berdua.
Dua Minggu kemudian, June dan
Hana mengerjakan tugas mereka untuk terakhir kalinya karena tinggal membuat cover komik saja. Seperti biasa, Hana
memesan milkshake Coklat, June
memesan Americano. Setelah selesai,
mereka membicarakan tentang rencana kencan untuk besok. Saat June sedang ke
toilet, tiba-tiba ponselnya berdering. Hana melihat, ternyata teman June yang
menelpon. Lalu muncul pesan masuk. Hana tidak menghiraukannya. Lalu ada pesan
masuk lagi. Hana pun penasaran dan membukanya. Ternyata dari teman June yang
berisi
”Hey June!! Gimana hubunganmu sama cewek itu? Namanya siapa? Hana ya?
Sabar ya, tinggal dua minggu lagi selesai kok. Pokoknya jangan putus aja
sebelum satu bulan. Yang terpenting JANGAN SAMPE KETAHUAN . Cuman mau ngingetin
aja, OK.”
Hana diam sejenak dan tidak percaya
dengan apa yang dia baca barusan. Tak lama kemudian, butiran-butiran mutiara
yang sangat berharga jatuh di pipi Hana. June yang baru keluar dari toilet,
kaget melihat Hana yang tiba-tiba menangis.
“Hana! Kamu kenapa menangis?”
tanya June sambil memegang wajah Hana.
“Kamu kenapa kaya gini sama
aku?” jawab Hana sambil memukul tangan June.
“Aku ga ngapa-ngapain kamu
Hana.” balas June.
“Kalo gitu jelasin sekarang, ini
maksudnya apa!” bentak Hana sambil menunjukkan pesan masuk dari temannya.
June pun bingung untuk
menjelaskannya dan terbata-bata saat menjelaskan semuanya kepada Hana. Hana
sangat kecewa dan marah pada June karena telah membohonginya selama ini. Hana
menangis sambil meninggalkan kafe tersebut dan akhirnya putus dengan June. June
marah dan kesal. Lalu June putus hubungan dengan Hana.
Jinyoung yang
menyaksikan kejadian itu sangat terkejut dan merasa kasihan dengan Hana.
Keesokan harinya Hana pergi ke
kafe itu sendirian dan memesan Americano.
“Ini pesanannya.” kata Jinyoung.
“Terima kasih.” jawab Hana
dengan nada sedih.
Lalu Hana duduk di bangku
belakang kafe dengan termenung sendirian. Jinyoung yang kebetulan sedang
membuang sampah karena pekerjaan telah selesai, melihat Hana yang termenung
sendirian di sana. Jinyoung pun menghampiri Hana. Hana tidak sadar jika
Jinyoung sedang menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Lalu Jinyoung pun mulai
menanyakan mengapa sendirian ia duduk di sana. Hana menjawab dengan nada lemah
bahwa ia tidak apa-apa. Secara tidak sadar, air mata Hana mulai mengalir.
Jinyoung yang melihat hal tersebut langsung memberikan sapu tangannya kepada
Hana. Setelah mengusap air matanya, Hana mulai bercerita kepada Jinyoung
tentang apa yang dialaminya kemarin. Hana menceritakan semuanya tentang dirinya
dan June dari awal bertemu hingga kemarin. Jinyoung mendengarkannya sambil
menepuk-nepuk bahu Hana dengan lembut.
Saat menceritakan tentang apa
yang terjadi tadi malam, Hana mulai menangis dan tidak bisa berhenti menangis.
Akhirnya Jinyoung mencoba untuk menenangkan Hana dengan memeluknya. Hana
menangis tersedu-sedu di pelukan Jinyoung. Setelah lelah menangis, Hana meminta
maaf kepada Jinyoung karena sudah mengganggunya dan membuatnya bingung.
Jinyoung tersenyum kepada Hana dan berkata
“nggak apa-apa. Perasaan, emosi,
harus dikeluarkan. Jangan selalu dipendam dan dipikirkan sendiri. Mungkin saja
ada orang yang dapat membantumu dan menenangkanmu.”
“Terima kasih
Jinyoung, aku tidak menyangka ternyata kamu adalah orang yang sangat baik.”
kata Hana sambil membalas senyuman Jinyoung.
Setelah satu bulan berlalu, hubungan
Hana dengan Jinyoung menjadi lebih dekat dari biasanya. Secara tidak sadar,
mulai muncul rasa suka Hana terhadap Jinyoung. Selama satu bulan ini, Hana
pusing dan bingung karena selalu memikirkan Jinyoung.
Suatu hari, Hana diajak Jinyoung
untuk menemaninya pergi ke taman hiburan. Saat Hana datang, ia melihat Jinyoung
dengan pakaian kasualnya yang keren. Hana seperti terhipnotis saat melihat
Jinyoung. Jinyoung tersenyum padanya. Saat Jinyoung tersenyum ke arahnya, hati
Hana mulai berdegup kencang. Hana bingung dan berpikir.
Apakah ini yang dinamakan cinta?
-Tamat-